Apa media sosial favorit anda? Apakah TikTok salah satunya?
Dulu, TikTok dikenal sebagai platform yang berisikan video anak muda yang mayoritas berisikan tarian atau kolase foto berfilter yang diiringi musik populer. Awal kemunculannya di Indonesia juga penuh kontroversi dan berujung pemblokiran oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Pemblokiran tersebut dilakukan Kominfo atas dasar pengaduan dari masyarakat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Namun setelah berbenah diri, TikTok akhirnya diperbolehkan beredar kembali setelah memenuhi 9 dari 10 syarat yang di ajukan Kominfo (Kumparan, 2018). Kini, TikTok kembali populer dengan muatan informasi yang jauh lebih beragam. Sebut saja resep masakan, tips padu padan pakaian, menu olah raga, hingga jurnalistik mikro dengan berbagai topik. Saat menggunakan TikTok, pengguna di Indonesia menghabiskan rata-rata 29 menit untuk tidak hanya menonton tetapi juga menciptakan, menemukan, berbagi video di platform tersebut. Dengan begitu, berarti pengguna di Indonesia bisa menonton lebih dari 100 video per hari (Rizkia, 2019). Bahkan sejak akhir 2021, masyarakat dapat berbelanja lewat fitur TikTok Shop.
Selama pandemi Covid-19, jumlah pengguna TikTok di Indonesia meningkat tajam. Kegemaran masyarakat Indonesia menggunakan TikTok dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya adalah karena aplikasi ini mudah digunakan dan memberi ruang yang sangat luas untuk berekspresi. Siapapun dapat membuat konten video, entah untuk mengikuti tren yang sedang viral, ataupun justru untuk menciptakan tren tersendiri. Berbagai fitur dan filter yang disediakan dalam aplikasi sangat membantu para content creator untuk menghasilkan video yang menarik. Definisi menarik di sini juga tidak selalu mengutamakan pakem-pakem dalam videografi. Banyak video di TikTok yang dibuat ala kadarnya, tanpa persiapan lokasi dan pencahayaan, namun berhasil menjadi viral. Konten di aplikasi TikTok sangat mudah untuk dibagikan antar pengguna. Selain itu, dengan adanya tren challenge, para pengguna aplikasi juga berlomba-lomba untuk mengunggah videonya. Pengguna diperbolehkan untuk menduplikasi sebuah konten dengan sentuhan kreativitas masing-masing. Hal inilah yang menjadikan sebuah topik atau konten menjadi semakin viral, apalagi jika ada public figure yang turut menjajal challenge tersebut.
Ingar bingar TikTok di kalangan masyarakat tentu tidak dilewatkan oleh para praktisi kehumasan pemerintah. Karena pada dasarnya peran humas pemerintah adalah sebagai penghubung antara instansi dengan publiknya. Jika TikTok sangat dekat di hati masyarakat, maka sebuah kerugian jika instansi pemerintah tidak memanfaatkan media tersebut untuk berkomunikasi dengan publiknya. Berdasarkan data demografi pengguna TikTok 2021 yang dirilis Bussiness of Apps, mayoritas pengguna TikTok adalah kalangan generasi muda di bawah usia 30 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah pengguna perempuan memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki yakni sebesar 57 persen.
Lebih lanjut, jika ditilik dari jenis dan karakteristik unggahan, TikTok cenderung menyajikan konten hiburan yang tidak terlalu bersifat personal. Konsep hiburan itu sendiri sering direntangkan sehingga mencakup materi edukasi, tutorial, dan story telling yang terkadang dibalut juga dengan sentuhan komedi. Selain itu, keterlibatan dan kolaborasi antar pengguna di TikTok juga merupakan suatu daya tarik tersendiri. Suatu unggahan yang mampu mengajak orang untuk berpartisipasi dalam challenge akan berpotensi untuk menjadi viral. Hal ini menciptakan ruang kreativitas untuk mengemas pesan dengan lebih komprehensif, meskipun konsekuensinya, ketertarikan pemirsa konten harus mampu dipertahankan. Jika tidak, meraka akan dengan cepat beralih ke konten berikutnya.
Lalu pertanyaannya, bagaimana bidang pemerintahan yang biasanya berkarakter formal, serius, dan sarat dengan peraturan dapat menarik perhatian dalam dunia TikTok? Humas pemerintah harus menentukan strategi yang tepat untuk berkomunikasi dengan tepat di TikTok namun tetap berpegang pada misi menciptakan dan menjaga citra baik organisasi, serta mendukung pencapaian tujuan organisasi. Tanggap mengenai tantangan ini, Biro KLI sebagai unit yang menjalankan fungsi humas pada Kementerian Keuangan telah menyusun sebuah studi pada 2021 untuk mengetahui potensi audiens pada platform TikTok guna menentukan strategi komunikasi yang tepat. Agar diperoleh hasil yang tepat sasaran, survei dilakukan terhadap 725 user TikTok yang relevan dengan topik "sejenis keuangan". Dari hasil dari survei tersebut ditemukan peluang bagi akun TikTok Kemenkeu untuk bertumbuh, baik dari segi market maupun untuk menjadi trendsetter di kalangan akun organisasi. Penemuan inilah yang kemudian menjadi panduan dalam mengembangkan akun TikTok @kemenkeuri.
Dalam perkembangannya, sejak Mei 2021 akun TikTok @kemenkeuri telah diikuti oleh lebih dari 179 ribu pengguna. Dalam dua tahun belakangan, dari seluruh konten yang dibagikan, akun tersebut telah memperoleh 1,9 juta likes. Kemenkeu secara aktif terus membagikan berbagai materi edukasi yang disesuaikan dengan karakter audiens yang menjadi target komunikasi. Beberapa topik yang disediakan antara lain dikemas dalam tagar #RaporAPBN #KamusKeu #seriPajak #SeriEkonomi #KuisKeu dan #UangKita. Selain itu konten juga dikelompokkan dalam playlist untuk memudahkan user dalam menelusuri topik tertentu. Akun @kemenkeuri juga menjaga konsistensi dalam memberikan informasi. Rata-rata dalam satu bulan, sebanyak 5 hingga 7 konten diunggah dengan tampilan yang clean dan menarik. Penyampaian materi juga dilaksanakan dengan tidak bertele-tele namun mudah untuk dimengerti, bahkan untuk seseorang yang awam di dunia keuangan. Selain itu, image instansi pemerintah yang formal dan berwibawa juga berhasil dijaga meskipun seluruh konten dikemas dengan gaya yang sangat komunikatif.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa efektivitas komunikasi yang diraih Kemenkeu melalui akun TikTok @kemenkeuri diperoleh dari beberapa hal fundamental yaitu:
Keempat hal tersebut membuat TikTok @kemenkeuri menjadi studi kasus yang menarik dalam praktik kehumasan pemerintahan. (Penulis: Melliana Andriani Susanto - KPKNL Tarakan)
Nila adalah warna antara biru dan juga ungu.
Durasi Baca 12 - 13 Menit
Tahukah Anda bahwa jumlah sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton tiap tahunnya? Sebagian besar sampah dan limbah tersebut disumbang oleh sampah dan limbah domestik. Persentasenya mencapai hampir 50 persen.
Limbah domestik adalah segala sisa sampah dan buangan dari kegiatan rumah tangga maupun perkantoran. Tidak ada hari tanpa limbah domestik karena pada dasarnya selalu ada kegiatan rumah tangga. Sayangnya, limbah domestik cenderung masih sulit dikelola dengan tetap dan kerap menimbulkan dampak negatif. Yuk, kenali dan pahami limbah domestik lebih jauh agar Anda bisa berkontribusi dalam mengurangi limbah domestik.
Mengenal Jenis-jenis Limbah Domestik
Limbah domestik terbagi menjadi dua golongan besar, dibedakan dari segi bentuk limbah yang dihasilkan.
Sesuai namanya, limbah cair domestik merupakan sisa buangan berbentuk cairan yang berasal dari berbagai kegiatan ataupun kebutuhan sehari-hari manusia. Contoh dari bentuk limbah cair pun sangat banyak, mulai dari air bekas mencuci piring, air bekas mencuci baju, sisa makanan berwujud cair, sampai pada sisa air bekas Anda dan keluarga mandi.
Berbagai sisa buangan kegiatan tersebut mengandung bahan kimia yang tidak bersahabat bagi lingkungan dan bisa menyebabkan masalah kesehatan bagi manusia. Pasalnya, berbagai limbah cair tersebut merupakan residu sabun mandi, detergen, dan juga minyak goreng.
Limbah padat adalah beragam sisa barang atau bahan yang tidak habis atau tidak dibutuhkan lagi. Limbah padat domestik cenderung lebih terlihat mengotori lingkungan karena dimensinya yang lebih besar dibandingkan dengan limbah cair. Limbah padat juga yang lebih sering diklasifikasikan sebagai sampah domestik.
Jenis limbah domestik yang satu ini pun bisa dibagi lagi berdasarkan kemampuannya untuk didaur ulang.
Setiap kali memasak, Anda pasti menghasilkan limbah organik karena selalu ada sisa sayuran ataupun sampah dari bumbu yang tidak bisa digunakan untuk memasak. Pada saat Anda makan pun, limbah domestik dapat berasal dari sisa nasi sampai tulang-tulang protein hewani.
Limbah organik sendiri merupakan jenis limbah padat domestik yang bisa membusuk dan terurai dengan sendirinya. Bisa dibilang bahwa jenis limbah organik cenderung lebih ramah lingkungan dibandingkan jenis limbah lainnya.
Berbeda dengan limbah organik yang bisa membusuk dengan sendirinya dan juga terurai lebih cepat, limbah anorganik cenderung lebih merusak lingkungan karena sulit untuk membusuk dan terurai. Kemampuan limbah anorganik untuk terurai dengan sendirinya bahkan dapat mencapai hingga ribuan tahun. Contoh dari limbah anorganik yaitu sampah plastik.
Limbah anorganik domestik tentu saja sangat mudah ditemukan. Kantong plastik bekas membeli sayuran atau buah-buahan dapat menjadi limbah anorganik ketika Anda buang. Bekas kemasan sabun cuci piring sampai detergen pun merupakan jenis limbah anorganik yang bisa menjadi sangat berbahaya bagi lingkungan apabila tidak terkelola dengan baik.
Cara-cara Mengurangi Limbah Domestik
Dampak negatif dari limbah domestik memang sulit untuk dikurangi dari lingkungan manusia karena kebutuhan rumah tangga selalu sama. Namun, jika dikelola dengan baik, dampak dari limbah domestik dapat diminimalkan, meskipun dampaknya tidak hilang sepenuhnya.
Bagaimanapun, cara terbaik menghindarkan diri dari dampak negatif limbah domestik adalah dengan mengurangi keberadaan limbah domestik itu sendiri. Banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi keberadaan limbah domestik dan meminimalkan dampak negatifnya seperti cara berikut ini.
Kurangi Pemakaian Plastik
Sampah plastik merupakan limbah yang paling banyak ditemukan di seluruh dunia, tidak terkecuali yang sampah plastik yang berasal dari kepentingan domestik atau rumah tangga. Jenis limbah anorganik ini sulit terurai secara alami sehingga keberadaannya sangat berpengaruh pada kondisi lingkungan hidup serta keberlangsungan populasi makhluk hidup di lingkungan tersebut. Mulailah kurangi pemakaian plastik sebagai salah satu cara mencegah bertambahnya limbah domestik. Anda bisa mulai mengurangi pemakanan plastik dengan membatasi pemakaian kantong plastik kresek ataupun jenis plastik sekali pakai lainnya. Tas berbahan kain yang bisa digunakan berulang-ulang dapat menjadi alternatif pengganti kantong plastik ketika Anda berbelanja.
Gunakan Produk Kemasan Daur Ulang
Memang sangat sulit untuk mengurangi limbah domestik berjenis plastik yang bisa timbul dari pemakaian beragam produk rumah tangga, seperti detergen, sampo, sabun, ataupun sabun cuci piring. Namun, Anda bisa mencari produk yang lebih ramah lingkungan, yaitu produk yang menggunakan kemasan dari plastik hasil daur ulang. Produk detergen Rinso dan pembersih lantai Wipol dengan kemasan pouch terbuat dari plastik hasil daur ulang. Dengan menggunakan dua produk tersebut, Anda ikut berkontribusi dalam mengurangi sampah plastik.
Batasi Pemakaian Pendingin Udara
Pendingin udara merupakan salah satu produk rumah tangga yang bisa menghasilkan limbah domestik yang mengakibatkan penipisan lapisan ozon. Zat freon yang terkandung di dalam alat pendingin udara sangat mudah mencemari lingkungan. Mulailah untuk lebih bijak menggunakan pendingin udara dengan membatasi pemakaiannya jika udara di dalam rumah tidak terasa pengap atau gerah. Untuk mengurangi pemakaian pendingin udara yang mengandung freon, optimalkan ventilasi di dalam rumah agar sirkulasi udara lebih lancar dan udara terasa lebih sejuk.
Mulailah Menghemat Energi
Tidak ada salahnya memulai kebiasaan untuk mematikan lampu di ruangan yang tidak sedang dipakai atau pada siang hari untuk menghemat pengeluaran energi. Anda juga bisa mengganti lampu yang ada pakai dengan lampu berjenis LED yang dua kali lebih hemat energi dibandingkan jenis lampu biasa. Berbagai langkah untuk menghemat energi ini juga bisa berdampak pada berkurangnya limbah domestik yang merusak lingkungan. Tidak hanya itu, biaya pengeluaran listrik Anda pun juga akan berkurang
Kunci untuk mengurangi dampak dari limbah domestik yang berbahaya adalah bijak dalam mengelola maupun mengurangi jumlah limbah itu sendiri dengan mengubah berbagai kebiasaan sehari-hari yang telah dijelaskan di atas. Sudah siapkah Anda berkontribusi sebagai agen perubahan lingkungan?
Showing 1–6 of 24 results
Memahami Dampak Limbah Domestik
Bagaimanapun, limbah domestik merupakan sisa buangan kegiatan rumah tangga dan kegiatan sanitasi manusia yang rutin, baik berbentuk padat maupun cair, yang mengandung bahan kimia. Bahan-bahan kimia ini memberi dampak yang kurang baik bahkan bisa menjadi sangat berbahaya apabila tidak terkelola baik.
Setidaknya, ada dua sektor yang sangat terdampak limbah domestik yang tidak terkelola dengan baik. Sektor yang pertama adalah sektor lingkungan dan yang kedua adalah sektor kesehatan. Dengan kata lain, dampak dari limbah domestik ini akan berpengaruh pada kehidupan kita semua.
Berikut ini adalah berbagai jenis dampak limbah domestik yang patut Anda ketahui, sehingga Anda bisa meningkatkan kewaspadaan akan risiko yang dapat ditimbulkan dari pengelolaan limbah domestik yang buruk.
Dampak Limbah Domestik bagi Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup merupakan salah satu sektor yang paling terdampak dari adanya limbah domestik yang tidak terkelola dengan baik. Pasalnya, pembuangan limbah domestik berjenis limbah cair maupun limbah padat bisa menyebabkan perubahan lingkungan yang juga berpengaruh pada kondisi ekosistem yang ada di lingkungan tersebut.
Berikut ini adalah berbagai dampak limbah domestik bagi lingkungan secara lebih nyata. Adakah dampak limbah bagi lingkungan yang sudah mulai Anda lihat maupun Anda rasakan?
Kandungan bahan kimia yang ada pada detergen maupun residu dari berbagai jenis sabun lainnya ternyata dapat berpengaruh pada tingkat keasaman tanah alias pH tanah. Ketika tingkat keasaman berubah, kesuburan tanah pun bisa ikut berubah. Hal ini terjadi karena tingkat keasaman sangat berpengaruh pada penyerapan unsur hara di dalam tanah. Dampak ini bisa terjadi apabila limbah domestik terbuang atau mengenai permukaan tanah.
Pernahkan Anda kesal karena tumbuhan yang Anda tanam sulit tumbuh subur? Bisa jadi ini karena pengaruh limbah domestik yang mengendap di dalam tanah. Kandungan kimia dalam limbah domestik yang terserap ke dalam tanah tidak jarang membuat tanah menjadi kurang subur, sehingga pada akhirnya berpengaruh pula pada tanaman Anda yang sulit tumbuh dengan maksimal.
Membunuh Hewan dan Tanaman
Kawasan yang pengelolaan limbah domestiknya sangat buruk dapat menjadi pembunuh bagi populasi yang tinggal di lingkungan tersebut. Tidak hanya berdampak pada manusia, limbah domestik juga sangat mungkin untuk membunuh hewan maupun tanaman. Hal tersebut dapat terjadi ketika kandungan kimia pada limbah domestik dimakan oleh hewan. Hewan bisa mati karena kandungan kimia tersebut bersifat racun bagi mereka. Begitu juga apabila limbah domestik tersebut terserap dalam jumlah banyak ke dalam tanah. Tingkat kesuburan dan keasaman tanah menjadi berubah yang menyebabkan tanaman menjadi sulit tumbuh dengan baik seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya.
Mengurangi Oksigen dalam Air
Limbah domestik adalah bahan-bahan yang memiliki kandungan bahan kimia yang tidak sedikit jumlahnya. Jika bahan kimia ini terpapar di air, seperti sungai atau danau, kualitas badan air tersebut akan berubah ke arah yang negatif lantaran paparan bahan kimia dalam jumlah banyak di badan air bisa mengurangi kadar oksigen dalam air. Jika dibiarkan dalam jangka waktu yang panjang, kadar oksigen yang terus berkurang akan merusak ekosistem di badan air secara keseluruhan. Ikan-ikan yang sebelumnya menjadi sumber pencaharian dan makanan warga sekitar yang tinggal di dekat badan air pun lama-kelamaan akan mati.
Dampak Limbah Domestik bagi Kesehatan
Paparan kimia yang bersumber dari limbah domestik yang tidak terkelola dengan baik pada akhirnya juga akan berimbas pada kesehatan manusia. Tidak jarang masyarakat yang hidup di sekitar kawasan yang pengelolaan limbah domestik yang buruk lebih rentan terkena gangguan kesehatan
Gangguan kesehatan ini bisa disebabkan oleh limbah cair dan juga limbah padat. Di antara kedua jenis limbah domestik tersebut, dampak limbah padat akan semakin terasa ketika membusuk. Penyebabnya adalah karena jenis limbah domestik yang satu ini akan menghasilkan gas beracun, seperti amonia, metana, ataupun asam sulfat ketika mengalami proses pembusukan.
Berikut ini adalah berbagai dampak kesehatan yang bisa terjadi akibat limbah domestik.
Masalah kesehatan ini akan mudah menyerang Anda ketika terpapar air yang sudah terkontaminasi oleh limbah cair. Tidak hanya gatal-gatal, masalah iritasi kulit lainnya yang lebih parah juga bisa menimpa Anda.
Limbah toilet dalam bentuk cair seperti kotoran sangat mudah untuk berbaur dengan cairan lainnya. Jika sudah demikian, bersiaplah dengan kemungkinan paparan bakteri E.coli maupun jenis bakteri lainnya yang dapat menyebabkan diare apabila tubuh Anda terpapar olehnya.
Lingkungan tempat tinggal yang kumuh kerap diidentikkan sebagai salah satu penyebab tifus. Namun, penyebab sebenarnya merupakan limbah domestik yang tidak terkelola dengan baik di lingkungan tersebut. Limbah domestik tersebut bisa menjadi perantara penyebaran bakteri E.coli maupun salmonella yang akhirnya memicu tifus.
Paparan bahan kimia dan zat beracun yang muncul dari limbah domestik berbentuk cair maupun padat bisa mengiritasi organ-organ vital di dalam tubuh Anda. Salah satu organ yang paling rentan terpapar zat berbahaya ini adalah hati dan ginjal. Hati dan ginjal Anda akan lebih mudah mengalami gangguan fungsi jika kerap terpapar kandungan limbah domestik yang tidak ramah lingkungan tersebut dalam jangka waktu yang lama dan berkelanjutan.